Alternative Name: Siti Hyunteo, 시티헌터
Writer: Tsukasa Hojo (manga), Hwang Eun-Kyung, Choi Soo-Jin
Director: Jin Hyeok
Cast: Lee Min-Ho, Park Min-Young
Category: K-Drama
Genre : Action, Drama, Romance
Release on: 2011
Total views: 17892
Pada tahun 1983, Presiden Korea Selatan dan delegasi nya mengunjungi Burma. tepat ketika saat itu sebuah bom yang ditanam oleh tentara Korea Utara meledak, menewaskan beberapa pejabat tinggi. Ini merupakan peristiwa sejarah yang disebut “pemboman Rangoon” (juga dikenal sebagai insiden Rangoon). Pihak Korea Selatan tidak tinggal diam, lima orang pejabat
Korea Selatan yang dikenal dengan “dewan lima” merencanakan operasi rahasia untuk memasuki dan membunuh tentara komando tinggi Korea Utara, terkenal dengan nama operasi "Sapu Bersih". Lee Jin pyo dan Park Moo yul, dua Ketua Keamanan Servicebodyguards dan sahabat yang hadir pada pemboman itu, membentuk sebuah tim yang berisikan 21 orang tentara laki-laki untuk misi tersebut (tim-21). Namun, sebagai tim yang telah membuat kekacauan di Pyongyang, “dewan lima” tiba-tiba membatalkan rencana untuk menghindari krisis internasional. Perhatian utama mereka adalah bahwa Amerika Serikat akan menarik diri dari perlindungan nuklirnya jika misi ini dipublikasikan, mengingat deklarasi resmi Seoul bahwa ia tidak akan membalas dendam akan peristiwa insiden Ranggon tersebut.
Operasi berhasil, “tim 21” berenang keluar dari Laut Nampo menuju kapal selam Angkatan Laut Korea Selatan yang telah dipersiapkan, tetapi tiba-tiba seorang penembak jitu dari kapal selam tersebut menembak mereka satu persatu. ini merupakan suatu pengkhinatan yang dilakukan oleh Korea Selatan kepada tentaranya. Park Moo Yul yang sudah terluka mengorbankan hidupnya untuk menyelamatkan Lee Jin Pyo. Jin Pyo berenang kembali ke pantai dan kembali ke Korea Selatan.
Dia bersumpah untuk membalaskan dendam rekan-rekannya yang dibunuh oleh negaranya sendiri. Ketika kembali ke Korea Selatan, Jin Pyo menculik bayi Moo Yul, Dia melarikan diri ke Segitiga Emas (di Thailand) untuk melatih anak itu intensif dalam pertempuran.
Dua puluh delapan tahun kemudian, setelah berhasil menyelesaikan kuliahnya dan mencapai gelar doktor di Amerika Serikat di Institut Teknologi Massachusetts, Yoon sung kembali ke Korea Selatan untuk menjalankan rencana ayah angkat nya (Jin Pyo) untuk membalas dendam. Dia memasuki Blue House sebagai ahli IT di bawah Tim Jaringan Komunikasi Nasional. Sebelum itu, Ia diperingatkan oleh Jin Pyo untuk tidak mempercayai siapapun dan tidak pernah jatuh cinta, karena hal itu akan menempatkan orang-orang di sekelilingnya dalam bahaya.
Ketika bekerja di Blue House, Yoon Sung melanggar peringatan dari ayahnya setelah ia bertemu dengan pengawal Kim Na na. Akhirnya setelah rahasia Yoon Sung terbongkar, Kim Na na membantu nya untuk membalas dendam, karena mereka menemukan bahwa mereka memiliki tujuan yang sama.
Pada tahun 1983, Presiden Korea Selatan dan delegasi nya mengunjungi Burma. tepat ketika saat itu sebuah bom yang ditanam oleh tentara Korea Utara meledak, menewaskan beberapa pejabat tinggi. Ini merupakan peristiwa sejarah yang disebut “pemboman Rangoon” (juga dikenal sebagai insiden Rangoon). Pihak Korea Selatan tidak tinggal diam, lima orang pejabat
Korea Selatan yang dikenal dengan “dewan lima” merencanakan operasi rahasia untuk memasuki dan membunuh tentara komando tinggi Korea Utara, terkenal dengan nama operasi "Sapu Bersih". Lee Jin pyo dan Park Moo yul, dua Ketua Keamanan Servicebodyguards dan sahabat yang hadir pada pemboman itu, membentuk sebuah tim yang berisikan 21 orang tentara laki-laki untuk misi tersebut (tim-21). Namun, sebagai tim yang telah membuat kekacauan di Pyongyang, “dewan lima” tiba-tiba membatalkan rencana untuk menghindari krisis internasional. Perhatian utama mereka adalah bahwa Amerika Serikat akan menarik diri dari perlindungan nuklirnya jika misi ini dipublikasikan, mengingat deklarasi resmi Seoul bahwa ia tidak akan membalas dendam akan peristiwa insiden Ranggon tersebut.
Operasi berhasil, “tim 21” berenang keluar dari Laut Nampo menuju kapal selam Angkatan Laut Korea Selatan yang telah dipersiapkan, tetapi tiba-tiba seorang penembak jitu dari kapal selam tersebut menembak mereka satu persatu. ini merupakan suatu pengkhinatan yang dilakukan oleh Korea Selatan kepada tentaranya. Park Moo Yul yang sudah terluka mengorbankan hidupnya untuk menyelamatkan Lee Jin Pyo. Jin Pyo berenang kembali ke pantai dan kembali ke Korea Selatan.
Dia bersumpah untuk membalaskan dendam rekan-rekannya yang dibunuh oleh negaranya sendiri. Ketika kembali ke Korea Selatan, Jin Pyo menculik bayi Moo Yul, Dia melarikan diri ke Segitiga Emas (di Thailand) untuk melatih anak itu intensif dalam pertempuran.
Dua puluh delapan tahun kemudian, setelah berhasil menyelesaikan kuliahnya dan mencapai gelar doktor di Amerika Serikat di Institut Teknologi Massachusetts, Yoon sung kembali ke Korea Selatan untuk menjalankan rencana ayah angkat nya (Jin Pyo) untuk membalas dendam. Dia memasuki Blue House sebagai ahli IT di bawah Tim Jaringan Komunikasi Nasional. Sebelum itu, Ia diperingatkan oleh Jin Pyo untuk tidak mempercayai siapapun dan tidak pernah jatuh cinta, karena hal itu akan menempatkan orang-orang di sekelilingnya dalam bahaya.
Ketika bekerja di Blue House, Yoon Sung melanggar peringatan dari ayahnya setelah ia bertemu dengan pengawal Kim Na na. Akhirnya setelah rahasia Yoon Sung terbongkar, Kim Na na membantu nya untuk membalas dendam, karena mereka menemukan bahwa mereka memiliki tujuan yang sama.
Pada tahun 1983, Presiden Korea Selatan dan delegasi nya mengunjungi Burma. tepat ketika saat itu sebuah bom yang ditanam oleh tentara Korea Utara meledak, menewaskan beberapa pejabat tinggi. Ini merupakan peristiwa sejarah yang disebut “pemboman Rangoon” (juga dikenal sebagai insiden Rangoon). Pihak Korea Selatan tidak tinggal diam, lima orang pejabat
Korea Selatan yang dikenal dengan “dewan lima” merencanakan operasi rahasia untuk memasuki dan membunuh tentara komando tinggi Korea Utara, terkenal dengan nama operasi "Sapu Bersih". Lee Jin pyo dan Park Moo yul, dua Ketua Keamanan Servicebodyguards dan sahabat yang hadir pada pemboman itu, membentuk sebuah tim yang berisikan 21 orang tentara laki-laki untuk misi tersebut (tim-21). Namun, sebagai tim yang telah membuat kekacauan di Pyongyang, “dewan lima” tiba-tiba membatalkan rencana untuk menghindari krisis internasional. Perhatian utama mereka adalah bahwa Amerika Serikat akan menarik diri dari perlindungan nuklirnya jika misi ini dipublikasikan, mengingat deklarasi resmi Seoul bahwa ia tidak akan membalas dendam akan peristiwa insiden Ranggon tersebut.
Operasi berhasil, “tim 21” berenang keluar dari Laut Nampo menuju kapal selam Angkatan Laut Korea Selatan yang telah dipersiapkan, tetapi tiba-tiba seorang penembak jitu dari kapal selam tersebut menembak mereka satu persatu. ini merupakan suatu pengkhinatan yang dilakukan oleh Korea Selatan kepada tentaranya. Park Moo Yul yang sudah terluka mengorbankan hidupnya untuk menyelamatkan Lee Jin Pyo. Jin Pyo berenang kembali ke pantai dan kembali ke Korea Selatan.
Dia bersumpah untuk membalaskan dendam rekan-rekannya yang dibunuh oleh negaranya sendiri. Ketika kembali ke Korea Selatan, Jin Pyo menculik bayi Moo Yul, Dia melarikan diri ke Segitiga Emas (di Thailand) untuk melatih anak itu intensif dalam pertempuran.
Dua puluh delapan tahun kemudian, setelah berhasil menyelesaikan kuliahnya dan mencapai gelar doktor di Amerika Serikat di Institut Teknologi Massachusetts, Yoon sung kembali ke Korea Selatan untuk menjalankan rencana ayah angkat nya (Jin Pyo) untuk membalas dendam. Dia memasuki Blue House sebagai ahli IT di bawah Tim Jaringan Komunikasi Nasional. Sebelum itu, Ia diperingatkan oleh Jin Pyo untuk tidak mempercayai siapapun dan tidak pernah jatuh cinta, karena hal itu akan menempatkan orang-orang di sekelilingnya dalam bahaya.
Ketika bekerja di Blue House, Yoon Sung melanggar peringatan dari ayahnya setelah ia bertemu dengan pengawal Kim Na na. Akhirnya setelah rahasia Yoon Sung terbongkar, Kim Na na membantu nya untuk membalas dendam, karena mereka menemukan bahwa mereka memiliki tujuan yang sama.
Korea Selatan yang dikenal dengan “dewan lima” merencanakan operasi rahasia untuk memasuki dan membunuh tentara komando tinggi Korea Utara, terkenal dengan nama operasi "Sapu Bersih". Lee Jin pyo dan Park Moo yul, dua Ketua Keamanan Servicebodyguards dan sahabat yang hadir pada pemboman itu, membentuk sebuah tim yang berisikan 21 orang tentara laki-laki untuk misi tersebut (tim-21). Namun, sebagai tim yang telah membuat kekacauan di Pyongyang, “dewan lima” tiba-tiba membatalkan rencana untuk menghindari krisis internasional. Perhatian utama mereka adalah bahwa Amerika Serikat akan menarik diri dari perlindungan nuklirnya jika misi ini dipublikasikan, mengingat deklarasi resmi Seoul bahwa ia tidak akan membalas dendam akan peristiwa insiden Ranggon tersebut.
Dia bersumpah untuk membalaskan dendam rekan-rekannya yang dibunuh oleh negaranya sendiri. Ketika kembali ke Korea Selatan, Jin Pyo menculik bayi Moo Yul, Dia melarikan diri ke Segitiga Emas (di Thailand) untuk melatih anak itu intensif dalam pertempuran.
Dua puluh delapan tahun kemudian, setelah berhasil menyelesaikan kuliahnya dan mencapai gelar doktor di Amerika Serikat di Institut Teknologi Massachusetts, Yoon sung kembali ke Korea Selatan untuk menjalankan rencana ayah angkat nya (Jin Pyo) untuk membalas dendam. Dia memasuki Blue House sebagai ahli IT di bawah Tim Jaringan Komunikasi Nasional. Sebelum itu, Ia diperingatkan oleh Jin Pyo untuk tidak mempercayai siapapun dan tidak pernah jatuh cinta, karena hal itu akan menempatkan orang-orang di sekelilingnya dalam bahaya.
Ketika bekerja di Blue House, Yoon Sung melanggar peringatan dari ayahnya setelah ia bertemu dengan pengawal Kim Na na. Akhirnya setelah rahasia Yoon Sung terbongkar, Kim Na na membantu nya untuk membalas dendam, karena mereka menemukan bahwa mereka memiliki tujuan yang sama.
Posting Komentar